Senin, 03 Juni 2013

Tulisan Bebas

Mandiri bukanlah pembelajaran tapi proses kehidupan
Mandiri, kata yang mungkin menunjukan kedewasaan diri, kata yang juga menunjukan kemampuan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan dirinya, ya jika seseorang mampu menjadi diri yang mandiri, maka bukan hal yang tak mungkin ia juga mampu melewati seleksi alam dalam kehidupan ini. Dimana kemampuan manusia untuk melangsungkan hidupnya tanpa bergantung pada orang lain.
Kebutuhan yang harus dipenuhi seseeorang tidak melulu soal materi, tapi juga rohani. Terkadang dalam hidup ini manusia seringkali hanya memikirkan soal materi. Seperti hidupnya tergantung pada materi saja. Sebagai contohnya untuk memenuhi kebutuhan materi, seseorang dengan berpeluh keringat dengan jerih payah sendirinya mampu menghasilkan sesuatu yang mendatangkan materi untuk kehidupannya. Itu hanya sebagian contoh mandiri dalam hal materi. Masih banyak lagi contoh lainnya. Selain itu, materi juga tidak hanya soal uang semata, melainkan juga tentang sesuatu yang kita raih atau dapat yang dapat dilihat, disentuh dan dirasakan. Seperti hasil kita membuat karya seni dan berhasil memperoleh penghargaandari masyarakat atas karya kita.
Mandiri dalam mencukupi kebutuhan rohani mungkin akan sulit dijelaskan, namun tanpa sadar kita sering memenuhi kebutuhan rohani kita secara mandiri. Seperti menonton televisi untuk hiburan, jalan-jalan, rekreasi dll semua itu untuk memuaskan rohani kita. Dan jika semua itu dilakukan oleh diri kita sendiri, sesungguhnya kita sudah dapat mandiri untuk mencukupi kebutuhan rohani. Memang kata rohani sering disangkut-pautkan oleh agama. OK akan saya kasih contoh mandiri dalam hal agama. Jangan berpikir tentang ibadah yang dilakukan sendiri atau apalah. Karena kita umat islam terutama pria dianjurkan untuk shalat berjamaah. Jadi mandiri dalam agama juga bisa dilakukan selain ibadah shalat, seperti sedekah. Ya.. sedekah yang kita keluarkan pada orang yang tidak mampu juga merupakan hasil kemandirian kita untuk memenuhi kewajiban dari agama kita, so.. bukankah hal tersebut juga mencerminkan kita dapat dikatakan sudah mandiri dalam agama kita.
Sebenarnya tidaklah penting bagi manusia untuk belajar hidup mandiri, kenapa?? Karena hidup mandiri adalah suatu hal yang wajar yang mau tidak mau dilakukan atau terjadi pada diri tiap orang. Jadi mandiri adalah tuntutan hidup setiap manusia. Seperti yang sebelumnya dikatakan, bahwa mandiri adalah cara seseorang untuk mempertahankan hidupnya. Seram sekali kata-kata tersebut. Seakan-akan manusia disamaka dengan binatang, dimana berlaku hukum rimba “yang kuat dialah yang berkuasa.”
Tapi mandiri sangat diperlukan bagi remaja seusia 16 – 25 tahun. Karena seusia mereka biasanya sedang mencari jati diri mereka masing-masing. Dengan kemandirian mereka maka jati diri mereka akan terbentuk dengan sendirinya. Janganlah orang tua memaksakan anaknya harus begini atau begitu. Biar saja anaknya tumbuh sesuai keinginannya. Sebagai orang tua, mereka cukup mengawasi perkembangan anaknya, agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Sikap mandiri memang akan muncul dengan sendirinya di diri setiap orang. Tapi sikap mandiri muncul karena berbagai hal.
1. Jauh dari orang tua
2. Hidup sendiri
3. Tututan hidup
Hidup mandiri bukanlah suatu pelajaran dalam mengarungi kehidupan ini, melainkan cara dari seseorang untuk mempertahankan hidupnya dalam berbagai situasi yang sulit
                                                                                                                SUMBER : ratnasapitri.blogspot.com
contoh feature perjalanan
Menapakaki Puncak Tertinggi Di Ponororgo
Seminggu sebelum perjalan besar yang  kami lakukan yaitu menapak puncak gunung gajah , kami melakukan survey lokasi untuk memastikan lokasi yang kami daki , tapi ternyata jalan yang nantiakan kami daki sangat sulit jalan yang menanjak serta jalan yang terjal membuat motor yang kami naiki harus didorong  , tapi setelah mencapai puncak wow sungguh fantastis seluruh kota ponorogo terlihat  , hal ini memunculkan semangat untuk segera menjajal mendaki gunung gajah dengan jalan kaki .
Hari yang ditunggu – tunggu telah tiba saatnya kami menjajal gunung gajah yang sangat terjal dan menantang untuk dinaiki . Setelah semua persiapan beres kami janjian berangkat sore jam 4 tapi emang dasar orang Indonesia yang sering memakai jam karet kami akirnya mulai berangkat jam 9 di lokasi terbawah itupun kami masih menunggu teman yang belum datang , setelah setengah jam kemudian tibalah semua anggota yaitu sepuluh orang yang akan menaklukkan gunung gajah malam itu , pemuda pemberani tu adalah , ketua kru mas Hamid Hamdani , dengan anggota Arif , Derit , Susilo , Doni , Irwan , Dwi , Aat , Darmani Dan Rusdi  berangkat dengan diiringi doa dan smangat , ketika akan bearangkat menuju puncak kami mendapat masalah dengan kerasahan warga dasa yang ada di daerah tersebut mereka curiga kalau kami akan sesuatu yang akan meresahkan tapi dengan teanag mas Hamid sebagai ketua tim meluruskan masalah , memang di sekitar gunung gajah sering terjadi hal – hal yang meresahkan warga seperti mabuk – mabukan , tempatnya anak muda pacaran .
Dengan bismilah kami mulai berjalan , medan yang sangat sulit ada di depan kami , kami harus selalu menjaga konsentrasi karena di awal perjalan sudah dihadapkan desekelilingi oleh jurang yang sangat dalam , ngantuk sedikit  mungkin pulang tinggal nama tapi dengan itulah tibul perasaan jangan sampai ngantuk , saat itu untung keadaan tidak sedang hujan , jadi jalan tidak licin .
Setengah perjalanan telah kami lalui semakin ke atas nafas semakin habis terengah - engah keringat bercucuran tapi tidak mengurangi semangat untuk tetap melanjutakan perjalanan , jalan semakin menanjak tapi itulah tantangan yang tidak sia – sia , sebagian kota ponorogo sudah terlihat indah sekali ciptaan tuhan kami semua terasa  kecil menyaksikan kebesaran tuhan ,
Selsesailah sudah perjalanan yang melelahkan ,angin gunung bertiup begitu kecangnya , keringat yang tadi bercucuran kini hilanglah berganti dengan dingin angin gunung . aku hanya berkalungan sarung tapi dingin itu tetap menusuk , mas Hamid menyuruh kami untuk berkumpul membentuk lingkaran , di suasana yang santai kami makan , sambil mendengarkan sepatah dua patah kata dari mas Hamid .
Anjing mengonggong begitu kerasnya membangunkan ku dari tidur malam yang dingin , aku lihat jam ternyata sudah jam 4 mau memejamkan mata lagi tidak bisa , karena suara azan memanggil untuk solat berjamaah . Angin gunung masih terus bertiup begitu kencangnya , hanya api unggun yang dapat menghangatkan tubuh sambil memasak air untuk membuat kopi sambil menunggu datangnya sang surya pagi .
Surya pagi mulai menampakkan sinarnya yang hangat mulailah kegelapan yang tadi menyelimuti berganti padang hijau seperti lautan semua terliahat sangat kecil , inilah saatnya untuk mengabadikan dilensa  yang kami bawa agar  kejadian yang sangat mengenagkan ini selalu teringat di pikiran kami , jam enam pagi kami mulai tutun dari gunung ini adalah pengalaman yang sangat berharga yaitu menaklukan gunung gajah dengan semangat dan keberanian , tapi kami harus berjuang lagi melewati jalan turun  yang  curam dan menahan beratnya tas yang kami bawa , ditengah  perjalana ternyata banyak pekerja yang bekerja membangun jalan , ternyata masyarakat sekitar masih percaya dengan kekuatan mistis buktinya di dekat pekerja banyak menyan yang di bakar , tapi emang dasar teman kami yang bernama Rusli agak jail ia mengambil menyan tersebut dan melempar- lemparkanya .
Jam Sembilan kami sudah sampai bawah , perjalana yang sangat melelahkan tapi juga menyenangkan , kaki terasa lemas tapi semua itu terbayar denaga tuntas denga pengalaman dan keindahan ciptaanya . Dalam hati berkata kalu mungkin nanti ada kesempatan akan ku takluklan lagi gunung gajah ini .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar