A. PERILAKU KONSUMEN
Perilaku
konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Perilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Untuk barang berharga
jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk barang
berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Menurut
Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the
behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating,
and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they
needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau
ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya
dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa, Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi. Jadi, Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Bagaimana konsumen mendapatkan kepuasan maksimal? Bagaimana mengetahui perilaku konsumen secara keseluruhan? Berikut akan diberikan sedikit teori menurut ilmu ekonomi tentang pertanyaan-pertanyaan di atas.
Selain itu perilku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa, Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi. Jadi, Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Bagaimana konsumen mendapatkan kepuasan maksimal? Bagaimana mengetahui perilaku konsumen secara keseluruhan? Berikut akan diberikan sedikit teori menurut ilmu ekonomi tentang pertanyaan-pertanyaan di atas.
B.
PENDEKATAN
PERILAKU KONSUMEN
Pendekatan untuk
mempelajari tingkah laku konsumen ada 2, yaitu pendekatan marginal utility
(cardinal) dan pendekatan indifference curve (ordinal). Berikut
sedikit penjelasan tentang pendekan-pendekatan tersebut.
1.
Pendekatan Marginal
Utility (Cardinal)
Pendekatan Marginal Utility atau pendekatan kardinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang. Marginal utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertntu. Dalam pendekatan ini digunakan anggapan sebagai berikut:
a. Utility bisa diukur dengan uang.
Pendekatan Marginal Utility atau pendekatan kardinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang. Marginal utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertntu. Dalam pendekatan ini digunakan anggapan sebagai berikut:
a. Utility bisa diukur dengan uang.
b.
Hukum Gossen (The Law of Diminishing Returns)
berlaku yang menyatakan bahwa "Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi,
maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang
dikonsumsi akan menurun".
c.
Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Contoh soal
:
Contoh soal Pendekatan Utilitas Kardinal
Perhatikan tabel berikut
Qy
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
TUy
|
0
|
4
|
14
|
20
|
24
|
26
|
26
|
24
|
a.
Dari skedul TUy, carilah skedul MUy
dan Gambarkan skedul TUy, dan MUy serta tunjukkan titik
jenuhnya.
b.
Jelaskan bentuk kurva MUy tersebut dalam
arti kemiringan kurva TUy.
Jawaban !
a.
Qy
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
TUy
|
0
|
4
|
14
|
20
|
24
|
26
|
26
|
24
|
MUy
|
…
|
4
|
10
|
6
|
4
|
2
|
0
|
-2
|
b. MUx dalam
gambar di samping adalah sama dengan kemiringan rata-rata dari kurva TUy.
Misalnya, pergerakan dari 0 ke 1 unit Y yang dikonsumsikan menyebabkan TUx
naik dari 0 menjadi 4 util. jadi, perubahan utilitas total akibat naiknya
konsumsi Y sebesar 1 unit adalah 4 util. inilah MUy dan sama dengan
kemiringan bagian OA dari fungsi TUx dalam gambar. Demikian pula,
bila jumlah Y yang dikonsumsi per periode waktu naik dari 1 menjadi 2 unit,
utilitas total naik dari 4 menjadi 14 util atau naik sebesar 10 util. jadi MUy
adalah 10 dan sama dengan kemiringan fungsi TUy antara titik A
dan titik B. kemudian antara titik E dan F, TU berbentuk
horizontal. Jadi kemiringannya, atau MUy adalah 0. Ke sebelah kanan
dari titik F, TUy mempunyai kemiringan negatif sehingga MUy
juga negatif.
2.
Pendekatan Indifference
Curve (Ordinal)
Pendekatan Indifference Curve atau pendekatan ordinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah.
Pendekatan Indifference Curve atau pendekatan ordinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah.
Anggapan
dalam pendekatan ordinal sebagai berikut:
·
Konsumen
mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu.
·
Konsumen
mempunyai sejumlah uang tertentu.
·
Konsumen
berusaha memaksimumkan kepuasan.
Ciri-ciri Indifference
Curve sebagai berikut:
·
Turun dari
kiri atas ke kanan bawah.
·
Cembung ke
arah origin.
·
Indifference Curve yang satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong.
·
Indifference Curve yang terletak di sebelah kanan atas menunjukan tingkat keupasan yang lebih
tinggi dan sebaliknya.
Contoh soal
:
Contoh soal Pendekatan Utilitas Ordinal
Anggaplah harga
komoditi Y adalah 1per unit sedangkan harga komoditi X adalah 2 per unit dan
misalkan pendapatan nominal individu adalah 16 per periode waktu dan semua
dibelanjakan pada X dan Y.
a.
Gambarkan garis
kendala anggaran untuk konsumen ini
b.
Jelaskan alasan dari
bentuk dan sifat garis kendala anggaran dalam pertanyaan (a)
c.
Carilah persamaan khusus
dari garis kendala anggaran tersebut dan tunjukkan pula cara yang ekuivalen
untuk menyatakan persamaan khusus garis kendala anggaran tersebut.
Jawaban !
- jika konsumen ini membelanjakan semua pendapatannya untuk komoditi Y, dia dapat membeli 16 unit. Jika dia membelanjakan semua pendapatannya untuk komoditi X, dia dapat membeli 8 unit. Dengan menghubungkan kedua titik ini dengan sebuah garis lurus, kita memperoleh garis kendala anggaran yang memberi kita semua kombinasi yang berbeda dari X dan Y yang dapat dibeli konsumen itu. jika dia dapat membeli 16Y dan OX, 14Y dan 1X, 12Y dan 2X, OY……., dan 8X. perhatikanlah bahwa untuk tiap unit Y yang dikorbankan, konsumen tersebut dapat membeli 1 unit X tambahan. Kemiringan garis anggaran ini mempunyai nilai -2 dan tetap konstan. Juga perlu diperhatikan bahwa semua titik pada garis anggaran menunjukkan bahwa konsumen membelanjakan semua pendapatannya untuk X dan Y. yaitu, PxQx + PyQy = M = 16.
Titik potong terhadap y = M/Py
= 16/1 = 16. Kemiringan garis anggaran=-Px/Py=-2/1=-2.
Oleh karena itu, persamaan garis khusus anggaran diberikan oleh Qy
= 16 – 2Qx. dengan mensibstitusikan berbagai nilai Qx ke
dalam persamaan ini, kita memperoleh nilai-nilai yang sesuai untuk Qy.
Jadi, bila Qx = 0, maka Qy = 16; bila Qx = 1,
maka Qy = 14; bila Qx = 2, Qy = 12;…… ; bila Qx
= 8, Qy = 0.
Cara lain untuk
menuliskan garis anggaran ini adalah
(2)(Qx) +
(1)(Qy) = 16
Dengan
mensubstitusikan berbagai jumlah suatu komoditi ke dalam persamaan tersebut,
diperoleh jumlah komoditi lain yang sesuai dengan komoditi yang harus di beli
konsumen bila dia ingin bertahan pada garis anggarannya. Misalnya bila Qx
= 2, konsumen harus membeli 12 unit Y bila ia masih ingin berada di garis
anggarannya (yaitu bila ia membelanjakan seluruh pendapatannya sebesar 16 untuk
X dan Y).
C. Menjelaskan
bagaimana kepuasan konsumen terhadap macam- perilaku konsumen
Ada beberapa factor
yang mempengaruhi perilaku konsumen
·
Kekuatan sosial budaya
terdiri dari faktor budaya,
·
tingkat sosial,
·
klompok anutan (small referebce grups), dan
keluarga.
Sedangkan kekuatan pisikologis
terdiri dari :
·
pengalaman belajar
·
kepribadian, sikap dan
keyakinan.
Sedangkan tujuan dan fungsi modal perilaku konsumen
sangat bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui
mengenai perilaku konsumen. Menganalisis perilaku konsumen akan lebih mendalam
dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia
secara keseluruhan. Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen berarti
keberhasilan dalam menyalami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.
Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan
toko dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada
konsumen dan diri pribadinya.
D.
Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah ukuran derajad
kepekaan jumlah permintaan terhadap peubahan salah satu faktor yang
mempengaruhi. Jika elastisitas lebih besar dari satu maka disebut elastis,
sedangkan elastisitas kurang dari satu maka disebut inelastis, dan jika
elastisitas lebih sama dengan satu maka disebut elastisitas tunggal.
A. Harga
Atau bisa disebut juga dengan price elasricity (elastisitas harga) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut. Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antar perubahan harga dengan tingkat penjualan. Dalam menghitung koefisien elastisitas harga ada dua cara, yaitu: arc elasticity (elastisitas busur) dan point elasticity (elastisitas titik).
Atau bisa disebut juga dengan price elasricity (elastisitas harga) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut. Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antar perubahan harga dengan tingkat penjualan. Dalam menghitung koefisien elastisitas harga ada dua cara, yaitu: arc elasticity (elastisitas busur) dan point elasticity (elastisitas titik).
B. Silang
Atau bisa disebut sebagai cross elasticity (elastsitas silang) adalah persentase (%) perubahan jumlah yang diminta terhadap sesuatau barang sebagai akibat dari perubahan harga barang lain.
Atau bisa disebut sebagai cross elasticity (elastsitas silang) adalah persentase (%) perubahan jumlah yang diminta terhadap sesuatau barang sebagai akibat dari perubahan harga barang lain.
C. Pendapatan
Atau bisa disebut juga dengan income elasricity (elastisitas pendapatan) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan riil.
Atau bisa disebut juga dengan income elasricity (elastisitas pendapatan) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan riil.
E. Produsen
Pada saat membeli suat barang,
misalkan di pasar ataupun superarket. Kita sering melihat barang-barang yang
dijual yang di dalam kemasannya terdapat perusahaan yg membuat atau
mengedarkannya. Dan perusahaan yang mengedarkan barang tersebut bisa kita sebut
sebagai produsen. Produsen dalam hal ini dapat diartikan dalam arti memproduksi
suatu barang. Berbeda
dengan produsen dalam arti ekonomi, produsen dalam arti ekonomi adalah
seseorang atau lebih yang menjual barang atau jasa di pasaran. Objek yang biasa
di pasarkan seperti di warung-warung, pertokoan, hingga supermarket. Biasanya
produsen tidak menjual hanya barang, tetapi banyak produsen-produsen menawarkan
berbagai jasa. Misalnya jasa pengiriman barang perusahaan TIKI. Perushaan
TIKI ini bisa dibilang sebagai produsen. Sedangkan barang yang di jual oleh produsen dan di
terima pasaran untuk menjualnya disebut produksi. Selain itu produksi juga bisa
dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dikerjakan
untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi biasanya dibagi menjadi
dua, yaitu produksi yang di lakukan produsen dengan menambah nilai guna suatu
benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan poduksi jasa. Produksi yang menambah
nilai guna dan merubah sifat dan bentuknya disebut produksi barang. Tujuan produsen untuk memproduksi barangnya jelas,
untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kehidupan sehari-harinya. Guna suatu
barang atau jasa yang timbul karena kegiatan produksi dapat dibedakan sebagai
berikut:
a.
guna bentuk (form utility)
b.
guna tempat (place utility)
c.
guna waktu (time utility)
d.
guna kepemilikan (ownership
utility)
e.
guna pelayanan (service
utility)
f.
guna dasar (basic utility)
F. FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi merupakan interaksi
antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan jika kita menjual
komputer/laptop, komputer/laptop yang akan kita jual bisa dijual dengan
beberapa cara. Termasuk bila komposisinya diubah, maka hasil penjualannya juga
berubah.Namundemikian, outputnya akan tetap sama. Misalnya untuk mencapai
produksi komputer/laptop yang maksimal, maka diutuhkan beberapa tenaga manusia. Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :
Q = f(L, R, C, T)
Dimana :
Q =
jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F
= symbol persamaan (function)
L
= tenaga kerja (labour)
R
= kekayaan alam (resources)
C =
modal (capital)
T
= teknologi (technology)
Produksi adalah segala sesuatu yang secara langsung maupun tidak langsung ditunjukkan untuk menghasilkan barang dan jasa atau mempertinggi faedah barang guna memenuhi kebutuhan manusia. Produksijuga dimaksudkan untuk menghasilkan barang-barang konsumsi, yaitu barang-barang yang segera dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia atau konsumsi. Untuk menjamin kegiatan produksi, diperlukan alat-alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang/jasa yang disebut factor produksi atau sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi meliputi :
a. factor produksi alam
b.
factor
produksi tenaga kerja manusia
c.
factor
produksi modal
d.
factor
produksi kewirausahaan
G.
PRODUKSI OPTIMAL
Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan
factor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal ini dicapai
dimana tidak dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi
produksioutput yang lain.
Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic
Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang
dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ
dapatdicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya
penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum.
Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biayapersediaan atau total
inventori cost (TIC) minimum. Metode EPQ mempertimbangkan tingkat
persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga
mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya
persiapan.Metode EPQ menggunakan asumsi sbb :
- Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
- Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
- Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah
produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam
persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
- Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
- Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya
yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan
per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin
tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
- Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
- Biaya modal (opportunity cost of capital)
- Biaya keusangan
- Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
- Biaya asuransi persediaan
- Biaya pajak persediaan
- Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
- Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
H.
BIAYA MINIMUM
Dalam
teori produksi, jika biaya dapat diturunkan maka keuntungan dapat ditingkatkan.
Jadi, satu syarat untuk memaksimalkan keuntungan adalah bagaimana caranya untuk
meminimalkan biaya. Sehubungan dengan analisa teori produksi tersebut, suatu
firma atau perusahaan harus memilih kombinasi tenaga kerja dan modal biaya yang
lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah output tertentu.
Untuk
sejumlah output tertentu menunjukkan bahwa suatu firma akan dibatasi pada
isokuan tunggal. Dengan dikombinasikannya biaya tenaga kerja dan modal
setidaknya akan berarti suatu firma harus berada di isocost yang layak untuk
posisi semacam itu alias posisi terendah.
Besaran
dari biaya input pada produksi gabungan sebagaimana di atas setidaknya terletak
pada garis isocost yang bersinggungan dengan isokuan. Dengan kata lain, dua
lereng pada diagram adalah setara : -MPL / MPK = -b / r. artinya sebagaimana
hitungan penuh MPL / MPK = w/ r, yang juga diartikan sebagai bahwa output per
rupiah bisa dihabiskan setara di semua input.
Jika ini
tidak terjadi atau bukan semacam itu kasusnya, perusahaan dapat menggantikan
input produksi termurah bagi pembiyaan produksi yang baik yang lebih rendah
ataupun yang lebih mahal.
Contoh soal menghitung
biaya yg paling minimal:
1. PT. ABG adalah perusahaan pemasok material bahan
baku yang sedang melayani sebanyak 60 perusahaan pelanggan, studi yang
dilakukan oleh bagian akuntansi menunjukkan bahwa biaya administrasi dan penjualan
setiap pelanggan di ketahui merupakan fungsi TC = 40.000 + 50Q + 4Q2, dimana TC
pertahun ($) dan Q adalah banyaknya perusahaan pelanggan, dengan menggunakan
model regresi kubik anda diminta untuk :
- Hitung biaya tetap perusahaan setiap tahunnya
- Hitung biaya rata-rata sekarang yang dikeluarkan perusahaan untukmelayani sebanyak 60 pelanggan
- Hitung jumlah pelanggan pada tingkat output pada biaya rata-rata minimum
Jawab
a. intersep (kontanta) untuk fungsi biaya total
kuadratik diatas adalah $ 40,000. Hal ini mengindikasikan bahwa biaya
tetap perusahaan per tahun aladah :$ 40.000
b. Pada saat sekarang perusahaan sedang melayani 60
perusahaan pelanggan (Q=60), sehingga biaya rata-rata per perusahaan adalah :
AC = TC/Q = (40000 + 50Q + 4Q2)/Q
= {40000 + (50) ( 60) + 3 (60)2 } / 60
= 57400 / 60
=957
Jadi biaya rata-rata yang dikeluarkan perusahaan untuk
melayani setiap perusahaam pelanggan adalah $957
c. Pada kondisi biaya rata-rata
minimun (AC minimum), maka biaya marjinal (MC)
sama dengan biaya rata-rata (AC). Dengan demikian
tetapkan MC = AC
TC = 40000 + 50Q + 4Q2→
MC = 50 + 8Q
AC = TC/Q
= (40000 + 50Q +
4Q2)/Q = (40000/Q) + 50 + 4Q
MC = AC → 50 + 8Q =
(40000/Q) + 50 + 4Q → 4Q = 40000/Q →
4Q2 = 40000
Q2 = 10000 → Q = 100
Dengan demikian tingkat output yang meminimumkan biaya
rata-rata perusahaan adalah melayani 100 perusahaan pelanggan (Q = 100). Pada
tingkat output ini biaya rata-rata minimum adalah sebesar : AC = TC/Q = (40000
+ 50Q + 4Q2)/ Q = (40000/Q) + 50 + 4Q = (40000/100) + 50 + 4 (100) =
$ 850
SUMBER
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://iwakbakar.wordpress.com/2012/03/29/pendekatan-perilaku-konsumen/
http://economicsessay.blogspot.com/2010/02/contoh-soal-perilaku-konsumen.html
http://hertadipramayudha.blogspot.com/2011/04/pengertian-produsen.html
http://dhani2009.wordpress.com/2011/04/14/produsen-dan-fungsi-produksi/
http://dhani2009.wordpress.com/2011/04/14/produksi-optimal/
http://biannur.wordpress.com/2012/03/09/biaya-produksi-minima/
PENGANTAR EKONOMI,UG, ADI
KASWANTO