Kamis, 29 Desember 2011

IPTEK dan Kemisikinan

Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
  • Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
  • Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
  • Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3d/Percent_poverty_world_map.PNG/250px-Percent_poverty_world_map.PNG

Peta dunia memperlihatkan persentase manusi yang hidup di bawah batas kemiskinan nasional. Perhatikan bahwa garis batas ini sangat berbeda-beda menurut masing-masing negara, sehingga kita sulit membuat perbandingan.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6e/Life_expectancy_world_map.PNG/250px-Life_expectancy_world_map.PNG


Peta dunia memperlihatkan Tingkat harapan hidup.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fc/HDImap_current.png/250px-HDImap_current.png


Peta dunia memperlihatkan Indeks Pembangunan Manusia.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bd/World_Map_Gini_coefficient.png/250px-World_Map_Gini_coefficient.png

Peta dunia memperlihatkan Ko-efisien Gini, sebuah ukuran tentang kesenjangan pendapatan.








Mengukur kemiskinan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c5/India.Mumbai.01.jpg/250px-India.Mumbai.01.jpg

Gambaran kemiskinan di Mumbai, India oleh Antônio Milena/ABr.

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari. Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.


Kemiskinan dunia
Deklarasi Copenhagen menjelaskan kemiskinan absolut sebagai "sebuah kondisi yang dicirikan dengan kekurangan parah kebutuhan dasar manusia, termasuk makanan, air minum yang aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, rumah, pendidikan, dan informasi."
Bank Dunia menggambarkan "sangat miskin" sebagai orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari AS$1 per hari, dan "miskin" dengan pendapatan kurang dari AS$ 2 per hari. Berdasarkan standar tersebut, 21% dari penduduk dunia berada dalam keadaan "sangat miskin", dan lebih dari setengah penduduk dunia masih disebut "miskin", pada 2001.
Proyek Borgen menunjuk pemimpin Amerika memberikan AS$230 milyar per tahun kepada kontraktor militer, dan hanya AS$19 milyar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Perkembangan Milenium PBB untuk mengakhiri kemiskinan parah sebelum 2025.
Penyebab kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
  • penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
  • penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
  • penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
  • penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
  • penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.
Menghilangkan kemiskinan
Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:
  • Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
  • Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
  • Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
Opin : kemiskinan sejak saat ini sangatlah meprihatinkan,khsusunya di negara Indonesia terutama kota Jakarta. Kita lihat saja di pinggir jalan banyak sekali warga-warga Indonesia yang tidak mempunyai tempat tinggal yang layak. Mereka rela tidur dengan hanya beralaskan kardus. Dan sehari-harinya mata pencaharian mereka hanyalah menjadi seorang pengemis. Bahkan anak-anak mereka yang masih tergolong sangat kecil sudah mencari uang di pinggir kota. Seharusnya orang-orang yang berdasi melihat keadaan buruk yang mereka alami dan mereka harusnya berfikir bahwa banyak saudara-saudara mereka yag hidupnya terlantar,kelaparan dan tidak sepantasnya kita membiarkan mereka terlihat seperti itu. Mereka bisa membantu atau meberikan suatu pekerjaan yang layak. Sehingga mereka tidak hidup seperti itu dan kadar kemiskinan di Indonesia pun berkurang.

Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

  Perbedaan Masyrakat Desa dan Masyrakat Kota 
 
A.    Masyarakat Desa

Masyarakat desa memiliki hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam dibandingkanmasyarakat kota. Biasanya mereka hidup berkelompok dan mayoritas bermata pencaharian petani. Pekerjaan di luar pertanian hanya sekedar sampingan, meskipun ada pula sebagian kecil yang berstatus pegawai negeri, TNI, POLRI, maupun karyawanswasta, namun persentasenya relatif kecil.Kepala desa, tokoh masyarakat dan golongan kaum tua lebih dominant berpengaruh danmemegang peranan penting sera menjadi tokoh panutan bagi warga setempat sankeputusan – keputusannya sangat mengikat bahkan telah dijadikan pedoman dalamkehidupan sehari – hari dan menjadi adat setempat.Rasa persatuan sangat kuat san menimbulkan saling kenal mengenal dan saling tolongmenolong atau gotong royong dalam segala hal. Alat komunikasi sangat kurang sehinggakomunikasi yang berkembang cenderung sangat sederhana bahkan desas – desus, kasak – kusuk masih menjadi kebiasaan dan sangat cepat diterima oleh masyarakat, meskipun halitu biasanya dilakukan pasa hal-hal yang mengarah negatif.

B.     Masyarakat Kota

Kehidupan masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antarawarga yang satu dengan lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa persatuantolong menolong dan gotong royong mulai pudar dan kepedulian social cenderung berkurang.

C.    Perbedaan Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota

Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat desa adalah sebagai berikut :

1.      Masyarakat kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan.
b.      Penduduknya padat dan bersifat heterogen.
c.       Norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat.
d.      Kurangnya kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menurun.

2.      Masyarakat desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Jumlah penduduk tidak terlalu padat dan bersifat homogen.
b.      Kontrol sosial masih tinggi.
c.       Sifat gotong royong masih kuat
d.      Sifat kekeluargaannya masih ada.

Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat di desa, misalnya ketika membuat rumahdi desa dilakukan dengan gotong royong sedang di kota pada umumnya dilakukan dengan membayar tukang. Hubungan sosial kemasyarakatan di desa dalam satu desa antara satuRT () atau RW (Rukun Warga) terjadi saling mengenal, sedangkan di kota sudah mulaihilang hubungan sosial kemasyarakatannya misalnya antara satu RT (Rukun Tetangga)dengan RT yang lainnya pada umumnya tidak saling mengenal.

Sumber : http://www.scribd.com/doc/23371928/Masyarakat-Desa-Dan-Masyarakat-Kota
Opini : masyarakat desa lebih memegang adat istiadat yang mereka punya,teknologi dan pengetahuan yang mereka punya tidak seluas dengan masyarakat perkotaan. Sedangkan masyarakat perkotaan lebih memikirkan perkembaggan zaman dibadingkan adat istiadat,teknologi dan pengetahuan yang mereka punya sangat luas,canggih dan sangat berbanding terbalik dengan masyarakat desa.